Pendhoza


Pendhoza merupakan grup musik asal Imogiri Bantul Yogyakarta yang mengusung aliran hiphop dangdut. Grup musik ini terbentuk dari persahabatan sejak kecil Sandios (Latief Sandy Permana) dan Lewunk (Agung Wahyudi). Lagu ciptaan mereka seringkali dinyanyikan di acara-acara musik, seperti lagu berjudul "Bojo Galak" yang juga dinyanyikan oleh Via Vallen dan Nella Kharisma. Lagu-lagunya terinspirasi dan tercipta dari kehidupan pribadi mereka.

Grup musik yang berasal dari Imogiri ini cukup digemari oleh beberapa kalangan karena lagu-lagu yang mereka ciptakan tergolong unik. Lirik dari lagunya tersebut juga menceritakan kehidupan yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, pendengarnya mampu mendalami lirik-lirik tersebut karena merasa bahwa lagu tersebut mengisahkan apa yang dialaminya pada masa lalu ataupun saat ini. Grup band Pendhoza memang sering membawakan lagu bertema umum yang dekat dengan kehidupan.

Siapa yang tak mengenal lagu "Bojo Galak" yang begitu tenar pada tahun 2017 lalu? Banyak yang menduga bahwa lagu tersebut merupakan milik Nella Kharisma ataupun Via Vallen. Padahal para penyanyi tersebut hanya membawakannya saja. Sebenarnya lagu yang sering dinyanyikan oleh para pedangdut tersebut diciptakan oleh sebuah grup band dari Bantul bernama Pendhoza. Selain "Bojo Galak" yang menjadi lagu wajib dalam panggung-panggung dangdut, Pendhoza memiliki beberapa lagu lainnya. Salah satu diantaranya yaitu lagu "Aku Cah Kerjo". Lagu ini mengisahkan seseorang yang hidup merantau untuk bekerja sehingga harus melakukan hubungan jarak jauh. Dengan kesederhanaan lirik dari tembang tersebut, membuat pendengarnya mampu mendalaminya semakin jauh. Beberapa judul lagu lainnya dari grup ini yaitu "Salah Paham" dan "Getun".

Grup band Pendhoza sudah ada sejak tahun 2012, tepatnya pada 15 Desember. Dua orang pendirinya yaitu Latief Sandi Permana yang akrab dipanggil Sandios dan Agung Wahyudi yang biasa dipanggil Lewunk. Mereka berdua bersahabat sejak masih kanak-kanak. Dahulu mereka memiliki band juga namun bubar sehingga muncul niat untuk membuat band sendiri dengan genre hiphop. Namun karena Lewunk menyukai musik dangdut, maka grup tersebut juga memiliki haluan dangdut.

Walaupun Sandios dan Lewunk kerap dipanggil untuk mengisi acara dengan tarif jutaan rupiah, namun siapa sangka dulunya mereka pernah bekerja menjadi kuli bangunan dan keduanya kini bekerja sebagai kasir disebuah toko. Disela-sela bekerja menjadi kasir, karya-karya baru mereka tercipta dengan membuat lagu di saat saat istirahat kerja. Pendhoza sendiri memiliki kepanjangan 'penuh dengan doa dan usaha' yang seharusnya penulisannya Pendosa tapi diubah sedikit penulisannya oleh Lewunk.

Perjalanan karier mereka dimulai dari bawah. Dari pernah mengisi di cafe hanya dibayar es teh, diberi amplop berisi uang 30 ribu dan bahkan kerap kali tidak dibayar. Namun, masa-masa itu mungkin sudah terlewati karena sekarang nama grup musik ini sudah lebih dikenal masyarakat. Semoga saja karier mereka semakin mulus dan semakin maju untuk terus menciptakan karya-karya baru.