Perunggu adalah trio rock alternatif asal Jakarta yang mulai berkembang sejak tahun 2019. Band ini dibangun oleh tiga orang pekerja kantoran: Maul Ibrahim (vokal & gitar), Adam Adenan (bass & vokal latar), dan Ildo Hasman (drum & vokal latar). Meski aktivitas utama mereka di luar musik tetap berlangsung, Perunggu memilih untuk bermusik dengan sepenuh hati di sela kesibukan, seringnya pada malam hari atau saat akhir pekan.
Musik Perunggu dikenal sebagai suara yang jujur dan dekat dengan kehidupan pekerja urban—”rock pulang kantor”—karena liriknya acap menyuarakan rutinitas, kelelahan kerja, harapan, dan keresahan yang dirasakan banyak orang. Mereka menangkap perasaan yang sering tersembunyi usai jam kerja, dalam perjalanan pulang, dalam diam menghadap tugas dan keluarga.
Debut karya resmi mereka dimulai lewat single “Menyala” yang dirilis pada November 2019. Lagu ini menjadi titik awal dari perhatian publik terhadap identitas musik Perunggu yang sederhana namun kuat. Bersama single “Menyala”, mereka juga memperkenalkan mini album berjudul Pendar yang memuat beberapa lagu lain seperti “Jenuh Kan Kutelan” dan “Rencana Usang”.
Puncak pengakuan datang saat Perunggu merilis album penuh pertamanya, Memorandum, pada tahun 2022. Album ini menyajikan musik yang lebih matang, lirik yang lebih reflektif, dan tema yang melingkupi banyak aspek kehidupan: dari kelelahan mental, kenangan pribadi, hingga dinamika harapan dan kekecewaan. Lagu-lagu seperti “33x”, “Biang Lara”, dan “Pastikan Riuh Akhiri Malammu” jadi sorotan karena mampu menyentuh banyak pendengar lewat emosi yang universal tetapi tetap terasa sangat personal.
Setelah kesuksesan Memorandum, Perunggu melanjutkan perjalanan kreatifnya dengan merilis beberapa single baru sebagai persiapan menuju album keduanya. Lagu “Tapi” dirilis pada akhir 2024, diikuti “Berhasil” pada Februari 2025, yang masing-masing membawa warna baru namun mempertahankan karakter inti mereka: kejujuran lirik dan atmosfer musik yang hangat.
Album kedua Perunggu, berjudul Dalam Dinamika, resmi dirilis pada 22 Agustus 2025. Album ini diproduksi bekerja sama dengan produser seperti Enrico Octaviano dan Petra Sihombing, dan memperlihatkan pertumbuhan dari sisi musikalitas—eksperimen bunyi lebih kaya, aransemen yang lebih beragam, juga eksplorasi tema yang lebih dewasa: tentang perubahan hidup, pertemanan, cinta, dan refleksi personal. Walau dikerjakan sambil tetap menjalankan pekerjaan kantor, Perunggu menunjukkan bahwa komitmen dan kualitas bisa berjalan bersamaan bila niat dan kerja kerasnya nyata.
Penampilan live menjadi bagian penting dari identitas mereka. Di festival-festival maupun di tur seperti Besok Hari Senin Tour 2024, Perunggu selalu menampilkan energi yang mampu menghubungkan mereka dengan penonton secara emosional. Basis penggemar mereka, yang dikenal sebagai “Merunggu”, tumbuh dari orang-orang yang merasa karya Perunggu seperti cermin hidup mereka sendiri—bukan sekadar hiburan, tetapi refleksi diri.
Hingga saat ini, Perunggu sudah membuktikan bahwa musik independen tidak harus bicara soal kemewahan produksi atau eksposur besar secara instan. Dengan lirik yang mengena, musik yang nyata, dan kesetiaan pada idealisme, Perunggu terus menjadi salah satu band rock alternatif Indonesia yang paling diperhitungkan. Karya mereka tidak hanya enak didengar, tapi juga mampu merangkul rasa, meredakan keletihan, dan memberi semangat yang menggenah di hati pendengar.
- Perunggu - 33x
- Perunggu - Aku Ada Untukmu
- Perunggu - Amalan Baik
- Perunggu - Berhasil
- Perunggu - Biang Lara
Untuk melihat daftar lengkap chord, silakan kunjungi kumpulan chord Perunggu .